Halaman

23 April 2012

Berani Memulai Bisnis Sendiri

Banyak hal yang membuat mimpi menjadi seorang pengusaha atau entrepreneur akhirnya menjadi kandas di tengah jalan. Berbagai ketakutan atau keraguan biasanya muncul begitu mengemuka hingga mimpi menjadi sukses, dilimpahi materi, dan punya keleluasaan waktu untuk melakukan banyak hal akhirnya menguap begitu saja.
Selain soal keberanian, masalah ketiadaan atau minimnya modal sering menjadi masalah utama bagi mereka yang ingin memulai bisnis. Padahal seberapa pun besarnya skala usaha yang ingin dijalankan, bisa dimulai dengan skala kecil dengan modal yang dipunyai. Intinya ialah, jangan malu untuk memulai sesuatu yang besar dari hal yang kecil dan modal yang kecil. Bersikaplah realistis tetapi tetap mempunyai misi ke depan.

Masalah lainnya yang sering menghantui calon pebisnis ialah takut jika bisnisnya mengalami kerugian. Takut rugi ini bisa mengacu pada takut modal yang sudah ditanam tidak kembali, takut penjualan tidak sesuai target, takut tidak mampu membayar utang pada bank, atau takut tidak bisa menjalankan bisnis dengan baik.
Ketakutan tersebut sebenarnya wajar saja karena Anda akan memulai langkah besar. Justru ketakutan tersebut bisa dijadikan pemicu untuk memulai bisnis dengan membuat perencanaan yang matang.
“takut itu ada dua, yaitu takut yang pada tempatnya dan takut yang tidak pada tempatnya. Kalau takut pada tempatnya itu wajar karena akan memulai bisnis. Supaya tidak takut, maka lakukan analisis dan rencana yang sistematis,” kata motivator sekaligus pakar pemasaran Tung Desem Waringin.
Rencana sistematis ini mencakup orang yang dijadikan rekan kerja, prospek bisnis, memiliki pangsa pasar yang jelas, mengetahui jumlah saingan dan kemampuan dalam menjual, kemampuan diri sendiri dalam menjual, dan seberapa besar tingkat kegagalan bisnis tersebut.
“Bekerja samalah dengan orang yang sudah berpengalaman. Kalau bisa dengan orang yang terbaik. Kalkulasi bisnis harus dilakukan agar pebisnis siap dengan segala risiko,” ucap Tung.
Sementara takut yang tidak pada tempatnya, menurut Tung, agar tidak mengganggu semangat berbisnis, dilihat pada dua hal, yaitu besar-kecil akibatnya dan besar-kecil kemungkinan terjadinya.
“Kalau hal terburuk sangat kecil kemungkinan terjadinya, ya tidak perlu khawatir. Lagi pula semua bisnis ada risikonya. Risiko ini berbeda dengan berisiko karena apakah suatu hal itu berisiko atau tidak, tergantung masing-masing individu apakah hal tersebut berisiko atau tidak baginya,” kata Tung.
Lebih baik lagi jika calon pebisnis memiliki seorang pembimbing atau konsultan tak resmi untuk berdiskusi tentang rencana bisnis Anda. Selebihnya, bergaullah dengan komunitas pebisnis, baik dalam jaringan pertemanan di internet atau dengan mengikuti seminar entrepreneurship. Berteman dengan sesama wirausahawan akan membuat Anda memiliki wadah untuk bertukar pikiran jika ada suatu masalah yang ingin dipecahkan.
Jika sudah melakukan dua hal di atas, saatnya beraksi. Segala teori yang Anda jalankan tidak ada artinya jika Anda tidak berani melakukannya. Jangan takut gagal karena justru kegagalan akan mengajarkan banyak hal dan membuka wawasan tentang bisnis yang Anda jalankan.
Banyak para ahli menyarankan agar jika ingin memulai sebuah usaha, lakukan usaha dari bidang yang Anda sukai. Alasannya jelas. Jika Anda menyukai bidang tersebut, setidaknya Anda punya wawasan di bidang itu dan paham seluk beluknya atau fenomena yang berlaku di sana. Fenomena ini tentu bisa Anda gunakan sebagai strategi bisnis untuk mengembangkan usaha.
Yang juga harus diperhatikan ialah, saat memulai bisnis, jangan langsung berpikir menjadi nomor satu atau menjadi usaha yang besar. Mulailah dari hal terkecil, yaitu memberikan yang terbaik bagi klien Anda. Dengan memberi pelayanan yang memuaskan, usaha Anda dengan sendirinya akan membesar. Konsumen yang puas, pastinya akan menyebarkan baik untuk Anda secara tidak langsung.
Saat ini, promosi sudah bisa dijalankan di mana saja, bahkan tanpa mengeluarkan biaya apa pun. Anda bisa mempromosikannya di jaringan pertemanan seperti Facebook dan Friendster atau di Blog. Selebihnya tetap perluas jaringan Anda untuk menjaring konsumen atau bahkan calon investor untuk memperbesar usaha skala bisnis Anda. Harus diingat bahwa membangun jaringan tidak harus ketika Anda akan memulai bisnis. Lakukan dari sekarang walaupun mungkin niat berbisnis Anda baru sebatas keinginan saja. Dengan membentuk, memperluas dan mempertahankan jaringan, Anda tidak akan pernah tahu seberapa besar jaringan tersebut akan membantu Anda meraih sukses dalam bisnis.


Di saring dari sumber harian Haluan Padang.

No comments:

Post a Comment